Bulan Dzulhijjah sebentar lagi akan berakhir. Tanda bahwa tahun baru Hijriyah 1444 pun sudah didepan mata. Tahun baru Islam hendakanya dijadikan momentum untuk memperbaiki amalan dan ibadah kita satu tahun kedepan.
Amalan akhir bulan Dzulhijjah yang perlu dilakukan umat Muslim yakni melakukan muhasabah diri atau merenungkan semua hal yang telah dilakukannya selama setahun terakhir.
Selain bermuhasabah menyosong tahun baru Islam, 1 Muharram 1444 Hijriah, amalan akhir Bulan Dzulhijjah lainnya yakni memperbanyak dzikir dan puasa Ayyamus Siwad atau Suud yakni puasa petang bulan, serta membaca doa akhir tahun hijriah.
Berikut amalan di akhir Bulan Dzulhijjah:
1. Muhasabah Diri
Amalan akhir Bulan Dzulhijjah yang merupakan bulan terakhir menyongsong tahun baru Hijriah yakni melakukan muhasabah atau instrospeksi diri atas apa yang telah dilakukan selama setahun. Sebab, sekecil apa pun tindakan baik dan buruk pasti akan dicatat dan dibeberkan oleh Allah kelak di hari perhitungan atau Yaumul Hisab nanti. Allah SWT berfirman:
{فَلا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ}
Artinya: “Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami menjadi orang-orang yang membuat perhitungan. (Al-Anbiya: 47)
Ibnu Katsir menerangkan ayat tersebut merupakan peringatan dari Allah SWT bagi orang Muslim perihal orang-orang musyrik. Sesungguhnya yang mendorong dan menjerumuskan mereka ke dalam lembah.
kesesatan ialah karena mereka diberi kenikmatan kehidupan dunia dan mereka tenggelam ke dalam kesenangannya. Umur mereka dipanjangkan dalam kesesatannya sehingga mereka menduga bahwa diri mereka mempunyai sesuatu pegangan hidup.
2. Memperbanyak Dzikir
Amalan akhir Bulan Dzulhijjah yakni memperbanyak dzikir. Salah satu dzikir yang ringan diucapkan namun berat dalam timbangan amal yakni dengan mengucapkan subhaanallah wabihamdihi subhaanallahil ‘adhiim.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis melalui sahabat Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ”
Ada dua kalimat yang ringan dibaca lisan, tetapi berat di dalam timbangan lagi disukai oleh Tuhan Yang Maha Pemurah, yaitu Subhanallah (Mahasuci Allah) Wabihamdihi (dan dengan memuji kepada-Nya) Subhanallahil ‘Azim (Mahasuci Allah lagi Mahabesar).
3. Puasa Ayyamus Suud atau Siwad
Puasa ayyamus suud atau siwad merupakan puasa sunnah yang dikerjakan pada akhir bulan hijriah. Dikutip dari bincangsyariah, Menurut Imam Al-Mawardi, berpuasa Ayyamus Sud pada tanggal 28, 29 dan 30 dari kalender Hijriyah adalah sunnah. Namun jika dalam sebulan Hijriyah hanya berjumlah 29 hari saja, maka disunnahkan untuk memulai puasa dari tanggal 27, 28 dan 29.
Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Ramli dalam kitab Nihayatul Muhtaj ila Syarh al-Minhaj.
قَالَ الْمَاوَرْدِيُّ: وَيُسَنُّ صَوْمُ أَيَّامِ السُّودِ وَهِيَ الثَّامِنُ وَالْعِشْرُونَ وَتَالِيَاهُ، وَيَنْبَغِي أَنْ يُصَامَ مَعَهَا السَّابِعُ وَالْعِشْرُونَ احْتِيَاطًا
Imam Al-Mawardi berkata, ‘Disunahkan juga berpuasa di Ayyamus Sud (hari-hari gelap), yaitu pada tanggal 28 dan dua hari setelahnya. Dan hendaknya berpuasa dari tanggal 27 sebagai bentuk kehati-hatian.
Adapun hikmah anjuran melakukan puasa di Ayyamus Sud adalah sebagai bentuk harapan agar kegelapan pada malam-malam tersebut segera hilang. Menurut sebagian ulama, hikmah berpuasa di Ayyamus Sud adalah untuk menghilangkan gelapnya hati. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Hasyiatul Jamal.
فحكمة صومها طلب كشف الظلمة المستمرة…وقيل لطلب كشف سواد القلب
Adapun hikmah berpuasa di Ayyamus Sud adalah agar kegelapan sepanjang malam segera sirna..Disebutkan bahwa hikmahnya adalah untuk menghilangkan gelapnya hati.
4.Taubat
Manusia selalu mempunyai kesempatan untuk melakukan taubat atas dosa-dosa atau maksiat yang sudah diperbuat. Taubat artinya kembali pada Allah SWT dari perkara yang Allah SWT benci secara lahir dan batin menuju ke perkara yang Allah SWT senangi.
Taubat yang sesungguhnya adalah menyesal dengan semua dosa yang sudah diperbuat pada masa lalu dan kemudian meninggalkannya serta bertekad untuk tidak mengulanginya kembali.
Memasuki bulan Muharram segeralah untuk melakukan taubat karena ini merupakan tugas yang berlangsung untuk seumur hidup.
Yuk, segera kita melaksanakan amalan ini…