Yuk kita renungkan kembali hakekat ikhlas dalam beramal. Beramal yang sebaik-baiknya merupakan inti dari keberadaan manusia di dunia ini (QS al-Mulk [67]:2). Tanpa amal, manusia kehilangan fungsi dan peran utamanya dalam menegakkan khilafah dan imarah. Namun, pada tahap implementasinya, ternyata tidak cukup hanya beramal saja karena memang Allah akan menyeleksi setiap amal itu dari niatnya dan keikhlasannya. Tanpa niat dan keikhlasan, amal seseorang akan sia-sia tidak berguna dan tidak dipandang sedikit pun oleh Allah SWT. Oleh karena itu ikhlas dalam beramal ini sangat penting.
Imam al-Ghazali menuturkan, “Setiap manusia binasa kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu akan binasa kecuali orang yang beramal (dengan ilmunya). Orang yang beramal juga binasa kecuali orang yang ikhlas (dalam amalnya). Namun, orang yang ikhlas juga tetap harus waspada dan berhati-hati dalam beramal.” Dalam hal ini, hanya mereka yang ikhlas beramal akan mendapatkan keutamaan dan keberkahan yang sangat besar, seperti yang dijamin Allah dalam firman-Nya, “Tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (bekerja dengan ikhlas). Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu, yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan, di dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.” (QS ash-Shaaffat [37]:40-43).
Amal kebaikan yang tidak didasari keikhlasan hanya akan menghasilkan kesia-siaan. Bahkan ia bisa mendatangkan azab Allah. Sebuah amal yang dilakukan bukan karena-Nya termasuk perbuatan syirik yang tak terampuni dosanya, kecuali jika ia segera bertaubat. Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (An Nisa [4]: 48).
Setidaknya ada 4 tips yang bisa kita lakukan agar kita bisa ikhlas dalam beramal :
- Memperbanyak doa.
Rasulullah SAW sering memanjatkan doa agar terhindar dari kesyirikan, padahal beliau orang yang paling jauh dari kesyirikan. Di antara doa yang sering Rasulullah SAW panjatkan: “Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui” (Hadits Shahih riwayat Ahmad) - Menyembunyikan amal kebaikan.
Amal kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain hasilnya lebih ikhlas, karena tidak ada yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut kecuali hanya karena Allah semata. Menurut sebuah Hadits diriwayatkan Bukhari dan Muslim, ada tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari di mana tidak ada naungan selain dari naungan-Nya. Di antara tujuh golongan itu adalah seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya tersebut hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. - Takut jika amalannya tidak diterima.
Allah berfirman: “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (Al Mu’minun [23]: 60). Menurut Ibnu Katsir, ayat ini menjelaskan bahwa di antara sifat-sifat orang mukmin adalah senang memberi, namun mereka takut akan tidak diterimanya amal perbuatan mereka tersebut. - Memandang rendah amal kebaikan kita.
Salah satu perbuatan yang merusak amal adalah ujub (berbangga diri). Semakin ujub seseorang terhadap amal kebaikan yang ia lakukan, maka akan semakin kecil dan rusak keikhlasan dari amal tersebut. Bahkan pahala amal kebaikan tersebut dapat hilang sia-sia. Sa’id bin Jubair berkata, “Ada orang yang masuk surga karena perbuatan maksiat dan ada orang yang masuk neraka karena amal kebaikannya”. Ditanyakan kepadanya “Bagaimana hal itu bisa terjadi?”. Beliau menjawab, “Seseorang melakukan perbuatan maksiat, ia pun senantiasa takut terhadap azab Allah akibat perbuatan maksiat tersebut, maka ia pun bertemu Allah dan Allah pun mengampuni dosanya karena rasa takutnya itu. Sedangkan ada seseorang yang beramal baik, ia pun senantiasa bangga terhadap amalnya tersebut, maka ia pun bertemu Allah dalam keadaan demikian, maka Allah pun memasukkannya ke dalam neraka.”
Semoga cara-cara ini membantu kita untuk mengamalkan sebuah keikhlasa dalam setiap perbuatan yang kita kerjakan. Yuk semangat beramal. 🙂