Menjelang hari kelahiran Nabi yang agung, semua umat Islam dibelahan bumi manapun menyambutkan dengan suka cita termasuk makhluk-makhluk yang berada diluar angkasa (bulan, bintang, meteor, matahari, galaksi).
Bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan ampunan dari Allah subhanahu wata’ala, seperti Abu Lahab yang senang dengan lahirnya keponakan beliau, sampaisampai membebaskan salah satu budaknya yang bernama Tsuaibah karena saking senang dan gembiranya sehingga setiap hari senin, Abu Lahab mendapatkan dispensasi ampunan (keringanan siksa kubur) dari Allah subhanahu wata’ala.
Gembira dengan merayakan hari kelahiran nabi dibolehkan oleh para ulama, dikarenakan rasa rindu dan cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kegembiraan itu di buktikan dengan menyelenggarakan Maulid Nabi dengan rangkaian acara seperti membaca al-Qur’an, membaca Maulid, mendengarkan ceramah dan makan bersama yakni mengingat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pada saat itu.
Dengan mengingat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka akan menimbulkan kasih dan sayang, ini sebagai tanda bukti kecintaan kepada Rasulullah, sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali” (HR. Muslim).
Antara mengingat dan mengucap saling terkait, bukti seseorang cinta maka ia akan selalu mengingat orang yang dicinta dan akan selalu menyebut nama orang yang di cinta “Barang siapa mencintai sesuatu/seseorang maka dia akan banyak menyebut namanya” (pepatah arab), mengingat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dibuktikan dengan banyak menyebut nama Nabi caranya membaca sholawat “allahumma sholli ‘ala muhammad wa ‘ala alii muhammad” dalam rangkaian sholat, kalimat shalawat disebut dalam tasyahud awal dan tasyahud akhir maka dalam sehari kita bersholawat sebanyak 9 kali.
Maulid Nabi SAW adalah hari kelahiran nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau lahir pada tangga 12 Rabiul Awal tahun gajah, disebut tahun gajah karena pada saat kelahiran nabi terjadi peristiwa penyerangan Ka’bah oleh raja Abrahah menggunakan pasukan bergajah.
Selain peristiwa penyerangan Ka’bah oleh Raja Abrahah, kelahiran nabi banyak ditandai dengan peristiwa-peristiwa luar biasa seperti 14 pilar istana khosrau (pusat kezhaliman) di persia rubuh, api di kuil pemujaan bangsa persia tiba-tiba mati, air danau Sawat yang dikultuskan bangsa persia tiba-tiba kering dan surut, berhala di sekitar Ka’bah berjatuhan dan hancur, gereja di kerajaan romawi tiba-tiba runtuh, peristiwa diatas adalah tanda alam menyambut utusan Allah subhanahu wata’ala yang mulia.
Kelahiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dijadikan momentum kebangkitan umat Islam ketika merebut kembali Baitul Maqdis yang dikuasai oleh kaum Nasrani, peristiwa penaklukan baitul maqdis diawali dengan Sultan Shalahuddin menyelenggarakan maulid untuk menyemangati kaum muslimin yang tengah berperang melawan pasukan Kristen dalam perang salib.
Walaupun terjadi pro kontra terkait awal penyelenggaraan maulid nabi, namun tidak menghilangkan urgensi terhadap pentingnya sosok Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau hidup dan wafat dikarenakan suri tauladan yang baik (uswatun hasanah).
Memperingati maulid merupakan salah satu bukti kecintaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seperti peringatan 17 Agustus sebagai bukti kecintaan rakyat Indonesia terhadap kemerdekaan negara Indonesia.
Marilah kita jadikan peringatan maulid Nabi Muhammad setiap tanggal 12 Rabiul Awal sebagai bukti kecintaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana sabda beliau; “barang siapa yang mencintaiku, maka kelak dia akan bersamaku di surga”.
Bukti cinta kepada Allah subhanahu wata’ala yaitu dengan menghidupkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, hal tersebut sesuai dengan firman Allah subhanahu wata’ala pada Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 31,
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٣١
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31).