Sebagai manusia, wajar jika kita ingin membuat orang lain merasa senang. Sering kali, kita mengiyakan berbagai permintaan atau memenuhi ekspektasi orang lain meskipun itu menyulitkan diri sendiri. Awalnya, mungkin kita merasa bahwa dengan melakukan itu, kita dianggap sebagai orang yang baik dan peduli. Namun, seiring waktu, kita mulai menyadari bahwa selalu mengatakan ‘iya’ pada semua hal justru bisa merugikan diri sendiri, baik secara fisik, mental, maupun emosional.
Ada kalanya kita dihadapkan pada situasi di mana kita membutuhkan bantuan, tetapi orang-orang yang biasa kita bantu justru tidak ada untuk kita bahkan orang yang sudah kita anggap sebagai sahabat atau orang spesial dalam hidup kita pun tidak peduli dengan kita . Pengalaman semacam ini menyadarkan bahwa tidak semua orang menghargai usaha kita, dan terkadang kita perlu belajar menempatkan diri dengan bijak. Mengiyakan segalanya hanya untuk menyenangkan orang lain bukanlah bentuk kebaikan jika itu mengorbankan kebutuhan atau kebahagiaan kita sendiri.
Belajar berkata ‘tidak’ adalah sebuah proses, dan juga hal ini sangatlah penting untuk menjaga kesehatan mental health kita . Menetapkan batasan bukan berarti kita egois, melainkan menunjukkan bahwa kita tahu bagaimana menghargai diri sendiri.
“Tidak semua hal perlu diiyakan. Belajarlah mendahulukan kebahagian untuk diri kita sendiri tanpa merasa bersalah. Ingatlah, kebahagiaan orang lain bukanlah tanggung jawab kita, dan menjaga diri adalah bentuk cinta yang tak kalah pentingnya.”